Biennale Jatim Ke X Akan Mengusung Culture Synthesis Dengan Melibatkan Tiga Kurator
top of page

Biennale Jatim Ke X Akan Mengusung Culture Synthesis Dengan Melibatkan Tiga Kurator

SURABAYA - analisapost.com.| Biennale Jawa timur (Biennale Jatim) ke-10 tahun 2023 rencana akan digelar selama dua bulan mulai bulan September dan Oktober dengan mengusung tema "Culture Synthesis" hal ini disampaikan saat Press Conference, Kamis (22/12/22) di Wisma Jerman, Surabaya.

Foto bersama usai membahas untuk pagelaran Biennale ke 10 (Foto; Div)

Binnale Jatim merupakan perhelatan akbar aktivitas seni dan budaya Jatim yang setiap 2 tahun sekali diadakan sejak 2005 dan telah menjadi barometer kreativitas seniman dan budaya di Jawa timur.


Dwiki Nugroho Mukti, Direktur Yayasan Biennale Jatim mengatakan, secara umum Biennale Jatim X memetakan wilayah kebudayaan di Jawa Timur ke dalam tiga tendensi geografis, yaitu komunitas masyarakat pegunungan, komunitas masyarakat pesisir, dan komunitas masyarakat perkotaan.


“Kami percaya bahwa karakter kesenian sebuah komunitas masyarakat dipengaruhi oleh tanah dan lingkungan tempat mereka tinggal,” kata Dwiki


Pemetaan tersebut juga memudahkan proses kuratorial yang akan berpijak pada konsep perpaduan kebudayaan (cultural synthesis). Meskipun terikat oleh tanah, hampir semua komunitas masyarakat hari ini menerima pengaruh dari luar lingkup kebudayaan yang mereka miliki.


Selain itu, ada juga perpaduan antarekosistem seni yang terjadi akibat terhubungnya masyarakat dunia sebagai imbas dari perkembangan pengetahuan, transportasi hingga teknologi komunikasi.


Sementara Ayos Purwoaji yang berperan sebagai Direktur Artistik menyampaikan, "Tahun depan akan memasuki pagelaran ke 10. Di tahun 2023 kita akan membicarakan 3 tema besar yang kita perhatikan yaitu bagaimana kebudayaan di wilayah kota, pegunungan, dan pesisir membentuk lanskap kesenian dimasing-masing tempat itu. Tantangannya tentu saja jarak dan geografi, bagaimana kita bisa tetap koordinasi, tetap bisa mengelola pagelaran di banyak kota." ujarnya


"Untuk kesenian yang akan ditampilkan secara spesifik kami belum tau, yang jelas kami akan mengundang seniman-seniman yang punya perhatian pada isu-isu. Jadi Biennal ini tidak hanya sekedar pameran, tetapi platform sosial bagaimana Biennal ini bisa menjadi wadah untuk menyampaikan aspirasi melalui seni terkait dengan kondisi sosial dan budaya, "jelasnya kepada awak media Analisa Post.


"Saya berharap Biennale Jatim X dapat menjadi ruang temu bagi seniman dan kelompok seni dari berbagai latar budaya, sehingga dapat menghasilkan paduan kultural yang kaya,” tutupnya.


Dengan melibatkan tiga kurator muda yaitu: Lisistrata Lusandiana, Bintang C. Putra, dan Lucky C. Pratama. Ketiganya akan mengadakan perjalanan riset, memilih seniman dan karya-karyanya untuk ditampilkan dalam Biennale Jatim X. (Che/Dna)



Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

180 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page