Disabilitas Berkarya Suguhkan Foto Lewat Tutur Mata
top of page

Disabilitas Berkarya Suguhkan Foto Lewat Tutur Mata

SURABAYA - analisapost.com | Disabilitas Berkarya nama itu sangat cocok bagi Kiking, Omay, Mukidi, Jacky dan Pina, merupakan anak didik dari Leo Arif Budiman, founder Disabilitas Berkarya. Mereka para disabilitas asal Surabaya yang berhasil membuat sejarah baru telah meluncurkan buku fotografi 'TUTUR MATA' berisi karya pilihan sejak 2016-2021.

Leo Arief Budiman(Kiri no 2); Mamuk Ismuntoro (tengah), editor buku 'Tutur Mata', Irfan Wahyudi, Ph.D (Kanan) saat acara diskusi 'Bertutur Lewat Mata' yang digelar di Wisma Jerman, Jumat (27/1) malam. (Foto: Div)

Buku foto bukan sekadar kumpulan jepretan, bukan pula sebuah memori kilas balik namun buku foto adalah salah satu bentuk literasi untuk dapat memahami sebuah narasi kehidupan.


Bagi mereka, foto bukan sekadar membidikkan lensa kamera pada suatu obyek. Namun sebuah foto dapat bertutur, karena merupakan sebuah media bahkan wahana dalam mengekspresikan cita, rasa dan karsa.


Sebagai bagian dari apresiasi karya tersebut, Wisma Jerman bekerjasama dengan Disabilitas Berkarya menghadirkan acara “BERTUTUR LEWAT MATA“, berupa diskusi “Eksistensi Photobook di Era Digital“ dengan menghadirkan 3 (tiga) narasumber:

  1. Leo Arief Budiman (Founder Disabilitas Berkarya)

  2. Mamuk Ismuntoro (Editor buku “TUTUR MATA“)

  3. Irfan Wahyudi, Ph.D (Dosen fotografi dan new media FISIP UNAIR)

Acara ini juga diikuti dengan mini pameran foto yang bertajuk #SeruHore. Diadakan pada Jum’at 27 Januari 2023 pukul 19.00-selesai, bertempat di Ruang Halle Wisma Jerman, Jl. Taman AIS Nasution 15 Surabaya. Acara ini didukung juga oleh FISIP UNAIR dan Teman Bicara.


Seperti yang disampaikan Leo dalam acara diskusinya mengatakan, "Bermula dari keingintahuan anak-anak saat melihat kamera, kemudian berinisiatif untuk memperkenalkan lebih dalam lagi soal fotografi. Perjalanan yang tidak mudah selain kendala bahasa," ujar Leo.


Leo menceritakan perjalanannya setiap seminggu sekali bersama kawan-kawan Disabilitas Berkarya rutin berkunjung ke Pondok Sosial Kalijudan untuk mengajar berbagai keterampilan mulai dari membatik hingga fotografi hanya menggunakan kamera ponsel yang akhirnya mereka belajar motret lewat kamera poket, maupun miroles diawali belajat tentang lighting, speed, kontras, dan setting kamera lainnya.


"Dalam kaidah visual, sudut pandang foto itu apakah high level, ataukah dari bawah, close up dan sebagainya itu tergantung dari perspektif kita. Pembuktian diri teman-teman disabilitas dengan terus mengasah kemampuannya, mereka mampu menghasilkan karya terbaik. Dengan munculnya buku ini bisa menjadi motivasi bahwa anak-anak tanpa orang tua dengan keterbatasannya, mereka tetap bisa berkarya asal diberi ruang dan kesempatan yang sama," ungkapnya.

Foto Bersama Direktur Wisma Jerman,Mike Neuber usai kegiatan (Foto: Div)

Sementara Mamuk Ismuntoro menyampaikan bahwa foto-foto anak-anak disabilitas tak kalah dengan foto-foto anak-anak normal lainnya. Tutur Mata karena mereka berkata-kata dengan visual. Dirinya sangat surprise saat mengukasi foto tersebut, karya mereka cukup dramatis.


"Saya sempat kaget dan bertanya-tanya bagaimana mas Leo membuat mereka seperti itu. Karena anak yang normal saja belum tentu bisa. Bagi saya kecerdasan visual itu milik semua orang, tidak ada urusan dengan mental dan segala macam. Lima anak ini terpinggirkan tetapi nyatanya mereka punya kecerdasan visual yang luar biasa," jelas Mamuk.


"Melihat teman-teman Disabilitas Berkarya keyakinan kami bahwa fotografi itu bukan monopoli satu kelompok, tapi semua bisa bersenang-senang dan mendapatkan pengalaman berbeda dalam melihat dunia. Karya yang dihasilkan sungguh mengagetkan. Coba kita lihat foto-foto di awal menggambarkan sesuatu yang fun. Tapi saat kita masuk ke dalam labirin (foto) yang makin personal, sangat tajam, dan di luar dugaan," imbuh Mamuk.

Perlu diketahui bahwa untuk menjadi fotografer tentunya tidak hanya bermodalkan peralatan yang ‘wah’ dalam arti jenis kamera dan lensa yang lengkap. Salah satu kunci yang sangat penting bagi fotografer adalah menguasai teknik-teknik fotografi. Banyak sekali teknik fotografi yang akan menambah variasi dan keindahan foto sehingga menarik dan tidak monoton.


Fotografi adalah proses seni melukis dengan media cahaya, seni yang diciptakan manusia mengandung unsur keindahan.(Dna)


Dapatkan Update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com

82 tampilan0 komentar
bottom of page