Heboh Candaan Pandji Pragiwaksono Soal Adat Toraja, Masyarakat Minta Klarifikasi dan Permintaan Maaf
- analisapost

 - 1 hari yang lalu
 - 2 menit membaca
 
SURABAYA - analisapost.com | Komika Pandji Pragiwaksono menjadi sorotan publik setelah potongan video stand up comedy-nya yang menyinggung adat dan tradisi masyarakat Toraja viral di media sosial. Dalam video yang ramai dibagikan di berbagai platform, Pandji membahas upacara adat Rambu Solo’, yang merupakan tradisi pemakaman khas masyarakat Toraja.

Dalam video berjudul "Uang vs Pendidikan" yang diunggah di kanal YouTube milik Pandji pada 7 Juni 2021, ia menyebut banyak masyarakat Toraja jatuh miskin karena biaya besar yang dikeluarkan untuk menggelar upacara pemakaman.
"Banyak orang Toraja yang jatuh miskin setelah mengadakan pesta pemakaman keluarga mereka. Bahkan, kalau tidak punya uang untuk memakamkan, jenazahnya bisa saja dibiarkan di ruang tamu atau depan TV,” ujar Pandji dalam video tersebut yang disambut tawa penonton.
Pernyataan itu kemudian menuai reaksi keras dari berbagai pihak, terutama masyarakat dan tokoh asal Toraja yang menilai ucapan Pandji menyinggung dan merendahkan nilai budaya mereka.
Redaktur Media Online Analisa Post, Brahmanta Tandea, yang juga berasal dari Tana Toraja, menilai ucapan Pandji tidak menghormati adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun.
"Perkataan Pandji sangat menyinggung dan mencederai perasaan masyarakat Toraja. Harusnya dia melakukan riset dulu sebelum bicara. Rambu Solo’ bukan pesta hura-hura, melainkan ritual sakral sebagai penghormatan terakhir kepada leluhur,” tegas Brahmanta.
Ia menjelaskan bahwa tradisi menyimpan jenazah dalam adat Toraja tidak dilakukan di ruang tamu, seperti yang dikatakan Pandji. "Jenazah disimpan di ruang khusus, bukan di depan televisi. Itu dilakukan sambil menunggu waktu pelaksanaan Rambu Solo’. Jadi tidak benar kalau jenazah dibiarkan begitu saja,” jelasnya.
Brahmanta menegaskan, Rambu Solo’ adalah bentuk penghormatan terakhir kepada orang yang telah meninggal dunia. Tradisi ini mencerminkan nilai kasih sayang, gotong royong, dan kekerabatan yang kuat dalam masyarakat Toraja.
"Esensinya bukan soal kemewahan, tapi penghormatan kepada leluhur dan rasa cinta kepada keluarga yang telah pergi,” tuturnya.
Senada dengan itu, Ketua Umum Ikatan Keluarga Toraja Nusantara (IKATN) dan juga anggota Komisi I DPR RI, Drs. Fredrik Kalalembang, juga menyayangkan candaan Pandji yang dianggap melecehkan.
"Kalau benar video itu, sangat disayangkan. Ucapan seperti itu bisa merembet ke mana-mana, apalagi dijadikan bahan guyonan,” ujarnya, Senin (3/11/25).
Fredrik juga menambahkan bahwa adat Toraja merupakan warisan budaya yang telah diakui dunia. “Rambu Solo’ dan rumah adat Tongkonan bahkan menjadi daya tarik wisata budaya yang diakui UNESCO,” katanya.

PMTI mendesak Pandji untuk meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya yang dianggap menyinggung. "Kami meminta Pandji bertanggung jawab dan lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama terkait budaya daerah. Tidak semua hal bisa dijadikan bahan lelucon. Bagi kami, ini bukan lucu, tapi menyakitkan. Apalagi diucapkan oleh figur publik yang dikenal luas,” lanjutnya.
Hingga berita ini diturunkan, Pandji Pragiwaksono belum memberikan klarifikasi resmi terkait ucapannya yang memicu kontroversi tersebut.(Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com





Komentar