Kisah Anok, Anak Lumpuh yang Menanti Uluran Tangan Pemerintah
top of page

Kisah Anok, Anak Lumpuh yang Menanti Uluran Tangan Pemerintah

Diperbarui: 30 Nov 2022

NTT - analisapost.com | Agleriano Gefrilman atau yang akrab disapa Anok adalah seorang anak berusia 12 tahun asal desa Bangka Arus, Kecamatan Poco Ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menderita lumpuh sejak umur 2 tahun.

Anok adalah anak ketiga dari 4 bersaudara. Ia lahir pada tahun 2010 dari pasangan Yohanes Anom (48) dan Theresia Nelsi (41). Orangtua Anok bekerja sebagai petani.


Theresia, ibu Anok mengisahkan bahwa anaknya dulu lahir secara normal namun pada saat umurnya beranjak 2 tahun, anaknya jatuh dari tempat tidur dan sejak itu anaknya lumpuh hingga sekarang.


"Selama kurang lebih 10 tahun Anok tidak bisa melakukan aktivitas sama seperti anak lainnya. Ia hanya bisa terbaring di tempat tidur dan di halaman rumah. Untuk duduk pun Anok tidak bisa, kedua kaki dan tangannya mengecil dari tahun ke tahun", jelas Theresia.


Tiap hari sang ibu mengurus anok dengan penuh kasih dan kesabaran. Saat buang air besar sang ibu menyiapkan plastik dan saat buang air kecil. Lebih lanjut Theresia menjelaskan terkait kondisi anaknya dulu."Anak saya (Anok) dulu lahir secara normal, namun saat usia 2 tahun Anok jatuh dari tempat tidur. Sejak saat itulah anok tidak bisa beraktivitas seperti anak lainnya. Anok Lumpuh. Anok adalah anak ketiga dari 4 bersaudara" ujar Theresia.


Sang ayah, Yohanes Anom menuturkan bahwa Ia dan istri berniat membawanya berobat ke rumah sakit, namun niat tersebut hingga saat ini belum terealisasi karena kendala biaya.


"Dulu pas awal-awal sakit, kami bawa anak kami ke rumah sakit Cancar, dokter menyarankan untuk dibawa ke rumah sakit di Surabaya, namun karena terkendala di biaya akhirnya kami memutuskan untuk merawat anak kami di rumah saja. Jujur saja, untuk beli beras saja kami susah", ujarnya.


Yohanes merasa sedih karena anaknya tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah. Ia kecewa karena banyak petugas datang hanya ambil foto dengan iming-iming akan mendapat bantuan tapi kenyataannya nihil."Seringkali ada orang yang ambil foto anak kami, katanya akan ada bantuan tapi ternyata sampai detik ini tidak ada itu bantuan, saya sedih pak" keluh Yohanes.


Lebih lanjut Yohanes menjelaskan kalau Anok adalah anak yang cerdas. Di balik keterbatasan fisik yang dialaminya, Anok ternyata bisa membaca dan menulis bahkan bisa menggambar walaupun Anok tidak pernah merasakan duduk di bangku sekolah. Sang Ayah merasa bingung dan terharu dengan anaknya yang bisa membaca, menulis dan menggambar.


"Kami bingung kenapa anak kami bisa baca-tulis, dia tidak pernah duduk di bangku sekolah. Kami hanya orang kampung pak, tidak pernah mengajarkan dia baca-tulis. Tapi kami kaget dan terharu pas dengar dia baca tulisan di HP dan kami lihat dia tulis namanya juga di buku. Bahkan orang sekampung yang tahu soal ini juga heran dan kagum" Tutur Yohanes.


Sang Ayah berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dapat memperhatikan kondisi keluarganya sehingga anaknya dapat mendapatkan akses kesehatan."Kami butuh kepedulian dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur. Semoga pemerintah Kabupaten Manggarai Timur dapat membantu meringankan beban kami", pinta Yohanes.( ist )

100 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page