KKN-BBK 67 UNAIR: Penangangan Stunting dan Pemberdayaan UMKM Warga Desa Kabat Banyuwangi
top of page

KKN-BBK 67 UNAIR: Penangangan Stunting dan Pemberdayaan UMKM Warga Desa Kabat Banyuwangi

SURABAYA - analisapost.com | kelompok KKN-BBK 67 Unair mendelegasikan setidaknya 10 mahasiswa dari berbagai Fakultas dalam upaya untuk penuntasan beberapa kondisi yang ada di warga Kecamatan Kabat, Desa Kabat, Banyuwangi khususnya dalam aspek kesehatan yaitu

fenomena Stunting. (12/2/23).

Tidak hanya permasalahan kesehatan, peran mahasiswa juga dibutuhkan untuk mengabdi di berbagai aspek lain seperti ekonomi, sosial dan pendidikan, serta lingkungan Stunting masih menjadi tantangan yang cukup berat untuk dihadapi berbagai kota tujuan KKN

kali ini dan oleh karenanya fenomena tersebut harus diprioritaskan untuk dibantu oleh delegasi mahasiswa yang ada.


“Desa Kabat sendiri merespon dari arahan bapak Presiden Joko Widodo akhirnya masih berusaha untuk menangani permasalahan stanting ini. Alhamdulillah untuk kasus stunting berada di angka 10 kebawah," ujar pak Mislani Kepala Desa Kabat.


Pada 16 Januari 2023, kelompok KKN-67 Desa Kabat, Banyuwangi sudah mulai melakukan langkah awal untuk menangani permasalahan stunting dengan berkolaborasi bersama Kader Posyandu Bidan Desa Kabat untuk memberikan bantuan dalam controlling dan checking.


Kondisi balita di Dusun Mantren, Desa Kabat, Banyuwangi dan hasil akhir dari pengontrolan

tersebut tidak ditemukan adanya balita yang mengalami stunting bagi wilayah Dusun

tersebut.


“Belum menjadi kesimpulan bahwasannya hal tersebut dapat dianggap sebagai kondisi yang aman, karena masih ada 3 dusun lagi yang harus dianalisis”, tegas ketua kelompok KKN-67 BBK UNAIR. Analisa terus dilakukan oleh kelompok KKN-67 di Desa KlKabat dengan melakukan pemataan statistik serta penjaringan informasi dari Bidan Desa melalui kader Posyandu yaitu Ibu Hariyanto.


“Secara statistik, dari 4 dusun yang ada di Desa Kabat, Banyuwangi, Dusun Karengrejo serta Bodean memperoleh angka stunting terbanyak dengan masing-masing Dusun ditemukan setidaknya 2 kasus stunting," ungkap Kader Posyandu Desa Kabat. Selain kedua dusun tersebut terdapat dusun Krajan yang ditemukan 1 kasus stunting dan 0 kasus stunting di dusun Mantren.


“Mengetahui fenomena stunting yang tumbuh di masyarakat, perlu adanya peningkatan partisipasi masyarakat. Melalui hal ini, dibentuklah arisan yang ditujukan bagi Ibu dari para balita yang hadir di posyandu”, Jelas Kader Posyandu di dusun Mantren.


Tidak hanya dalam bidang Kesehatan, bidang Ekonomi juga menjadi titik perhatian yang

didalamya terdapat temuan menarik. Dari berbagai kemajuan dalam bidang wirasuaha yang ada di Di Desa Kabat, ternyata pendataan dalam situs resmi Pemerintahan Desa Kabat belum ditemukan data yang spesifik perihal UMKM yang ada.


Melalui hal tersebutlah kelompok KKN-67 Desa Kabat akhirnya dengan bekerja sama dengan sekretaris desa, melakukan pendataan UMKM untuk kemudian di tampilkan pada situs resmi Desa Kabat dan juga sebagai bentuk update data dari UMKM yang ada di Desa Kabat. “Kami

menyambut baik inisiatif dari kelompok KKN ini, dan dalam upayanya untuk bekerja sama

dengan Pemerintahan Desa untuk melalukan pendataan," Imbuh Sekretaris Desa.


Dari pendataan yang dilakukan, hasil akhirnya ditemukan setidaknya 50-60 persen pendataan sampel yang ada di 4 Dusun di Desa Kabat belum memahami bahwa UMKM baru bisa dikatakan sebagai UMKM apabila pelaku wirausaha mempunyai kekayaan bersih dari rentang Rp. 50.000.000 sampai Rp. 500.000.000. Namun, pada kenyataannya tidak semua pelaku UMKM mempunyai kekayaan bersih dengan total tersebut.


Selain itu, penggunaan media daring sebagai pemasaran juga belum banyak dimanfaatkan

karena belum ada pemahaman dasar tentang pendaya gunaan media tersebut. Hal ini

kemudian menjadi landasan dasar juga bagi kelompok KKN BBK-67 Unair untukbmemberikan bantuan praktikal tentang branding dan marketing pada 1 pelaku UMKM yang ada di Dusun

Krajan. (Ehren Dean MD)

42 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page