Krisis Air Bersih Di Bulan Puasa, Warga Desa Teratai Terpaksa Beli 15 Galon Air Perhari
top of page

Krisis Air Bersih Di Bulan Puasa, Warga Desa Teratai Terpaksa Beli 15 Galon Air Perhari

POHUWATO - analisapost.com | Sejumlah warga di kawasan Pohuwato Timur dan Desa Teratai terpaksa harus mengeluarkan biaya lebih banyak dikarenakan harus membeli 15 galon air bersih perhari.

Pasalnya, sejumlah masyarakat tersebut mengalami kesulitan air bersih karena sudah 2 bulan terakhir pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di sejumlah titik tertentu telah terhenti beroperasi.


Salah seorang warga Pohuwato Timur (Dumais), mengeluh dan mempertanyakan mengapa Ketersediaan air oleh PDAM sangat minim, yang membuat masyarakat tidak dapat menikmati air bersih selama dua bulan karena layanan air PDAM terhenti


"Pembayaran yang tetap normal, sama seperti ketika air masih berjalan, 80 sampe 90 perbulan, sementara air tidak berjalan hanya pipa seblah yang jalan," ucapnya, minggu/3/4/2022.


"Kemudian tanki-tanki PDAM hanya melewati kami, sehingganya seakan-akan terkesan kami tidak membayar pihak PDAM", tambahnya.


Setelah menelisik lebih jauh, ternyata masyarakat masih melakukan pembayaran perbulan ke PDAM hingga saat ini dan hal tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan tanki yang mengantar air ke titik-titik tertentu.


"artinya, tanki yang mengantar air tersebut, juga harus dibayar. Jadi, dobol kita membayarnya," ungkapnya


Lewat perwakilan Dumais, Masyarakat sekaligus Pedagang makanan berharap kepada pemerintah daerah untuk segera menyambungkan kembali pipa yang berada di Pohon cinta bagian tugu cangkang burung maleo dan rumah makan sekitar masjid terapung.


Melanjutkan dengan kasus yang sama, bahwa Salah seorang masyarakat desa teratai yang tidak ingin disebut namanya. menyampaikan bahwa, "kami kesulitan pendistribusian air, kami minimal menyediakan air sebanyak 10 atau sampai 15 galon perhari, itupun tidak cukup buat kami untuk mandi", Pungkasnya.


"Belum ketika kami memasak, jadi kalau di hitung-hitung harus sekitar 15 baru bisa memfasilitasi kami. baik minum, mandi, dan memasak".


"Jadi, kami harus membeli 15 gelong perhari agar biasa memfasilitasi kami dan memasak untuk mengoptimalkan rumah makan". Tambahnya.


Harapan kepada pemerintah, bahwa "kami selaku pengguna food court (Rumah Makan) dan sudah setiap bulan membayar PDAM, jadi mohon pemikiran dari pemerintah daerah kepada kami", Jelasnya.


Sementara itu, pihak PDAM tidak merespon saat dihubungi melalui Via Telpon dan WhatsApp untuk dikonfirmasi terkait keluhan tersebut.(Zebal)

404 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page