MARCO-19 RSTKA, Misi Edukasi dan Kemanusiaan Untuk Warga Bangsa di Kepulauan
top of page

MARCO-19 RSTKA, Misi Edukasi dan Kemanusiaan Untuk Warga Bangsa di Kepulauan


Surabaya, Analisa Post | Suasana di ujung muara Kali Mas Surabaya, tepatnya di depan kantor Syahbandar Utama Tanjung Perak Surabaya, tidak seperti biasanya. Di situ berlabuh Kapal Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) yang sedang bersiap menjalankan misi kemanusiaan berupa edukasi dan penyadaran tentang covid-19 termasuk masalah vaksinasi serta layanan kesehatan berupa perawatan dan penyebuhan serta operasi bagi masyarakat yang membutuhkan.


Di halaman kartor Syahbandar juga sudah berdiri tenda serta layar LCD 3x5 meter untuk acara pelepasan Misi Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19) RSTKA.


Acara yang merupakan kolaborasi dari RSTKA, RSUD Dr. Soetomo, FK Unair, Unair, RS Unair, IKA Unair, IDI Surabaya, IDI Jatim, Pelindo 3, Pemprov (Dinkes) Jatim, Dishub Jatim, Syahbandar UtamaTanjung Perak, Pemkab (Dinkes) Sumenep, PT PMS, Aperindo, PT Investree, Relawan Pendamping RSLI, serta berbagai pihak pendukung lainnya dijalankan secara simultan secara offline serta online atau telekonference. Acara offline dihadiri oleh Rektor Unair dan untuk telekonference diikuti oleh Kominfo, Gubernur Jatim yang juga selaku ketua IKA Unair, serta institusi terkait lainnya.


Dalam sambutannya, Dr. Christrijogo Soemartono Waloejo dr., Sp.An., KAR. (Ketua yayasan RSTKA) menyampaiakan terima kasih pada semua pihak yang telah menyumbangakan tenaga, pikiran, donasi, fasilitas dan daya dukung sepenuhnya sehingga misi RSTKA kali ini bisa mulai dijalankan.


Misi Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19) RSTKA yang melibatkan tidak kurang dari 25 relawan kemanusiaan serta 6 anak buah kapal RSTKA tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh Pemprov Jatim, Pemkab Sumenep dan para pihak. Upaya untuk menuntaskan vaksinasi dan layanan kesehatan khususnya di pulau-pulau dikawasan Kabupaten Sumenep merupakan misi mulai yang bisa dijalankan RSTKA kali ini. “Dalam menjalankan tugas kemanusiaan, relawan tetap harus berhati-hati, jaga martabat diri, RSTKA dan institusi Unair serta jaga kesehatan. Misi ini dihadirkan untuk membantu masyarakat di kepulauan khususnya dalamlayanan kesehatan.” pesan dr. Christ.


Sementara itu Dr. Sulistiawati,M.Kes. (Wakil Dekan FK Unair) menyampaikan bahwa misi ini juga bagian dari Program Pengmas (Pengabdian pada Masyarakat), diantara Tim relawan, terdapat dokter yang baru lulus. Berarti juga membawa nama Unair untuk support pemerintah terutama untuk mengajak masyarakat Sumenep supaya berhasil ikut vaksin. “Jaga protokol kesehatan secara ketat, semua relawan harus bekerja sama dan saling mengingatkan. Saya bangga dan mengapresiasi para relawan yang mengemban tugas mulia, semoga Alloh SWT memberikan balasan dan selalu melindungi semuanya, serta tetap sehat saat kembali dari tugas.” Harap dr. Sulis.


Selanjutnya Rektor Unair, Prof. Dr. dr. Mohammad Nasih, SE.MT.Ak. menyampaikan terimakasih kepada Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Umum Ikatan Alumni Unair yang telah banyak membantu terselenggaranya acara dan mulai terlaksananya misi kemanusiaan RSTKA. Juga kepada Menteri Kominfo yang selama ini telah banyak support RSTKA termasuk menyediakan jaringan koneksi internet kapal.


Kepada Menkes, dekan, direktur RSTKA, direktur RSDS, direktur RSUA, ketua yayasan RSTKA dan banyak pihak, rektor Unair menyatakan bahwa ini semuanya bukti kalau gotong royong dijalankan, misi baik dan tujuan mulia pasti bisa diwujudkan. Unair sebenarnya pingin berbuat banyak hal, terutama upaya memperluas keunggulan. Unair punya kapal, adik-adik dokter, disupport sarana dan prasarana.


Semua Support dan kegotong-royongan bisa dijalankan. Pelayaran ini punya arti khusus, Madura punya tantangan, salah satunya vaksinasi sangat rendah. Karenanya prioritas lebih bagi kawan-kawan Madura, khususnya yang berada di kepulauan. Kapal RS Terapung Ksatria Airlangga ini direncanakan bisa menyinggahi 14 pulau untuk menjalankan misi kesehatan, riset, edukasi, penguatan vaksinasi. Diawali dengan Riset supaya vaksin berhasil.


Di masyarakat, kendala vaksinasi covid-19 bukan takut jarum suntik, tapi miss-informasi atau beredar informasi yang tidak benar (hoax). Ini yang kemudian membentuk prilaku mereka, tidak mau divaksin. Misi kali ini juga melibatkan relawan dari non FK, merupakan langkah awal untuk riset, edukasi dan layanan kesehatan.


Proses ini tidak akan berjalan dan kapal tidak akan terus berayar, tanpa dukungan semua pihak. Misi yang rencananya berlangsung 1 bulan menjadi penyempurna dan pelengkap, serta memberi nilai tambah bagi pengiat kemanusiaan. “Teruslah berkontribusi, jaga kesehatan , ikuti PROKES. Kehati-hatian sangat diperlukan karena jauh dari daratan. Jaga almamater. Ini adalah bukti bakti Unair, untuk hadir di setiap persoalan yang ada. Terima kasih penghargaan setinggi-tingginya pada semua relawan dan mohon maaf apabila belum semua pulau bisa dikunjungi.” Pungkas Nasih.


Menkominfo yang diwakili Dirut Badan Aksebilitas Telkomumnikasi dan Informasi (BAKTI), Ir Anang Ahmad Latif,M.Sc. menyampaiakn rasa senangnya bisa turut melepas relawan. Ini merupakan sebuah kebanggaan, karena kominfo telah dilibatkan sebagai pendukung misi RSTKA kali ini.


Dalam perjalanannya, BAKTI Kominfo telah memberikan dukungan instalasi Visat di Kupang NTT, Fasilitas internet gratis, sebagai layanan digital gratis di 11.500 titik layanan. Persentasenya adalah untuk faskes kesehatan 33 persen, Pendidikan 38 persen dan beberapa untuk kawasan perbatasan.


Vaksinasi adalah upaya paling efektif untuk menghadang penularan virus. Upaya itu tidak hanya mulia, namun dari sisi medis ternyata mendapatkan tantangan berupa mis dan disinformasi, yang kalau massif bisa menenggelamkan fakta. Hasil dari riset MIT, (2015) hoax bisa menyebar 10-20 persen lebih cepat dari fakta.


Untuk itu kita perlu menyiapkan energi ekstra, tidak hanya melawan virus covid-19 tapi juga melawan virus hoax. Perlu pendekatan humanis, melalui misi mulia ini. Semangat menjangkau kepulauan, selaras dengan misi BAKTI untuk menjangkau dan melayani kawan 3T (terdepan/terluar,terpencil,tertinggal). “Tantangan besar bukan berarti meruntuhkan semangat mengabdi, selamat bertugas. Saya bangga atas dedikasi rekan-rekan relawan pada kemanusiaan. Selalu berbuat baik untuk penerima manfaat dan bangsa Indonesia. Semoga dipertemukan dalam kolaborasi produktif dalam keadaan sehat.” pesan Anang.


Gubernur Jatim, DR (HC). Dra. Hj. Khofifah Indar Parawansa juga selaku Ketua Umum IKA Unair mengakhiri sesi acara sekaligus melepas jalannya Misi Madura Sadar Covid-19 (MARCO-19) RSTKA. Khofifah. Hadir secara virtual bersama dengan Sekdaprov menyampaikan apresiasi dan penghargaan serta dukungan penuh atas misi tersebut.Ia juga menyatkaan bahwa kita punya kapal, dengan tim yang sekarang keberadaannya ada di Kangean.


Kapal itu Minggu kedua September, siap berlayar. Nanti akan dikoordinasikan mengenai operasialisasi kapal ini. Kalau RSTKA ini 1 bulan bisa menjangkau 14 pulau, maka kalau ada satu lagi akan dapat melapisi/memperkuat misi ini. Layanan seperti ini sangat dibutuhkan terutama di pulau-pulau kecil. Saya juga mendapatkan data bahwa masyarakat di pulau-pulau itu sebagian besar terkonfirmasi kekurangan air. Monggo ditindak-lanjuti. “Kegiatan semacam ini akan meyatukan gerakan, memberikan layanan bagi masyarakat. Strong partnership sangatlah dibutuhkan dalam memberikan layanan di kepulauan.


Edukasi, kehadiran kampus, relawan yang educated, akan memberikan semangat anak-anak di kepulauan untuk tumbuh dan membangun cita-cita setinggi-tingginya. Terima kasih, semuannya atas segala daya dukungnya terhadap misi kemanusiaan ini. Semoga misi besar Madura sadar covid-19 dengan satu edukasi yang menyakinkan dengan format vaksinasi 4 kabupaten di Madura harus terus didorong.


Selamat bertugas, selamat berkarya. Bismillah, kita melepas, selamat bertugas, selamat sampai misi selesai” tegas Khofifah melepas jalannya misi hari ini. Acara diakhiri dengan pengguntingan pita ronce melati oleh Rektor Unair dan semua relawan, awak kapal berpamitan naik ke kapal untuk memulai misi yang direncanakan berlangsung selama satu bulan penuh.


Di tempat yang sama, saat memberikan keterangan kepada para awak media, Dokter Agus Hariyanto, Sp.B., Direktur RSTKA menyatakan bahwa misi kali ini tidak saja fokus pada layanan kesehatan (termasuk rujukan), tetapi juga edukasi dan riset kondisi masyarkat, terutama dalam konteks covid-19 beserta dampaknya. Awalnya kami akan langsung melaksanakan vaksinasi, namun dari berbagai pertimbangan teknisdan sosial ke masyarkatan, kami akan memulainya dengan edukasi dan internasilsasi serta penyadaran pada masyarakat terlebih dahulu tentang covid-19 dan seluk-beluknya.



Apabila sudah siap, maka dengan koordinasi dan komuikasi dengan dinkes setempat, proses vaksinasi akan lebih mudah dan bisa terselenggara dengan baik sesuai target, sasaran dan tujuan yang diinginkan. Kali ini kami akan memberikan layanan pengobatan dan kesehatan, mendukung dan memfasilitasi adik-adik untuk riset, serta mengedukasi masyarakat.


Pulau-pulau yang akan dikunjungi diantaranya: Kalianget, Sapudi, Raas, Arjasa, Kangayan, Pagerungan Besar, Pagerungan Kecil, Sapeken, Sepanjang, Gili Raja, Gili Genting, Gili Iyang, Masalembu, Masakambing dan Karamian. “Mengapa dipilih pulau-pulau itu karena masalah klasik wilayah kepulauan. Keterjangkauan. Memang tidak mudah menjangkau yang tidak terjangkau. Lautan memang begitu luas untuk dijelajahi. Namun, demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, harus ada yang mau hadir memberikan sentuhan kasih untuk mereka.


Agar tidak ada seorangpun orang-orang pulau terpencil yang merasa terabaikan dan menganggap Pancasila hanya ada di buku komik. Misi yang tidak mudah, memang. Tetapi terhadap setiap tantangan yang dihadapi, RSTKA selalu meyikapi sebagai suatu peluang. Inilah suatu peluang emas bagi RSTA untuk berbagi kasih dalam kerendahan hati untuk orang-orang pulau. Orang-orang yang selalu menjadi alasan mengapa RSTKA ada. Tuhan memberkati.”pungkas dr. Agus.(Jadid)

108 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page