Pandji Pragiwaksono Siap Menjalani Proses Hukum dan Denda 50 Kerbau
- analisapost

- 1 hari yang lalu
- 2 menit membaca
SURABAYA - analisapost.com.com | Polemik candaan komika Pandji Pragiwaksono yang menyinggung masyarakat Toraja berujung ke ranah hukum. Aliansi Pemuda Toraja resmi melaporkan Pandji ke Bareskrim Polri atas dugaan penghinaan serta ujaran bernuansa Suku, Agama, Ras, dan Antargolongan (SARA).

"Kita sudah selesai membuat laporan di Mabes Polri,” ujar Ricdwan Abbas Bandaso, perwakilan Aliansi Pemuda Toraja, Senin (3/11/25).
Menurutnya, laporan tersebut merupakan bentuk upaya masyarakat Toraja menjaga kehormatan adat dan budaya mereka.
Ricdwan menegaskan bahwa masyarakat Toraja merasa tersinggung dengan ucapan Pandji yang dianggap merendahkan tradisi Rambu Solo’, upacara pemakaman adat yang dianggap sakral.
"Rambu Solo’ bukan sekadar ritual kematian, tetapi simbol penghormatan terakhir bagi leluhur. Tidak pantas dijadikan bahan candaan yang menyinggung nilai-nilai budaya kami,” tegas Ricdwan.
Ia juga menambahkan bahwa pihaknya tidak berniat memperpanjang polemik, namun menuntut adanya pertanggungjawaban moral dan hukum agar peristiwa serupa tidak terulang.
"Kami terbuka terhadap perdamaian, tetapi proses hukum harus tetap berjalan sebagai pelajaran bagi semua pihak,” tambahnya.
Menanggapi laporan tersebut, Pandji menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat Toraja. Ia mengakui kekeliruannya setelah berdialog langsung dengan Rukka Sombolinggi, Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).
"Dalam pembicaraan itu saya menyadari bahwa guyonan yang saya buat memang ignorant. Untuk itu, saya meminta maaf sebesar-besarnya,” ujar Pandji.
Pandji juga mengaku siap menghadapi dua proses hukum sekaligus, yakni proses hukum negara dan proses hukum adat Toraja, yang kabarnya menuntut denda 50 ekor kerbau sebagai bentuk pertanggungjawaban moral.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, Pandji menegaskan bahwa insiden ini tidak seharusnya membuat para komika takut untuk membicarakan isu budaya atau keragaman.
"Saya berharap kejadian ini tidak membuat para komika berhenti mengangkat nilai dan budaya dalam karya mereka. Indonesia adalah negara dengan keragaman luar biasa. Suku, agama, ras, dan antargolongan adalah bagian dari jati diri bangsa ini,” tulisnya.
Namun demikian, Pandji juga mengakui pentingnya kepekaan terhadap konteks budaya dan nilai lokal dalam setiap karya seni maupun komedi.
Kasus ini menuai beragam tanggapan publik. Sebagian menilai humor tidak seharusnya dijadikan alasan untuk melanggar batas etika budaya, sementara yang lain menganggap kebebasan berekspresi tetap perlu dijaga.
Masyarakat Toraja berharap kejadian ini menjadi pembelajaran bersama, baik bagi pelaku seni maupun masyarakat luas, agar keragaman budaya Indonesia dapat terus dihormati tanpa kehilangan ruang untuk berekspresi. (Che)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com





Komentar