SUKABUMI - analisapost.com | Peringatan Hari Rabies Sedunia (World Rabies Day/WRD) 2024 yang dilaksanakan secara nasional di Lapangan Cisaat, Sukabumi, menjadi momen penting dalam upaya pengendalian rabies di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat dan Pelaksana Harian (Plh) Dirjen PKH, Kamis (3/10/24).
Dengan tema "Breaking Rabies Boundaries: Kolaborasi Adalah Kunci," acara ini menekankan pentingnya kerja sama untuk mengatasi tantangan dalam pengendalian rabies. WRD, yang diperingati setiap tanggal 28 September, bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya rabies yang mematikan.
Berbagai kegiatan dilakukan, termasuk vaksinasi massal, edukasi untuk anak-anak, serta lomba kreasi jingle rabies. Booth dari produsen vaksin dan obat hewan juga hadir untuk memperkenalkan produk mereka.
Salah satu sorotan acara adalah peluncuran Vaksin Rabies Neorab G-7 oleh Balai Besar Veteriner Farma (Pusvetma), produsen vaksin rabies di Indonesia. Vaksin ini menggunakan virus inaktif strain Pasteur yang sesuai dengan standar internasional (WOAH) dan dirancang untuk memberikan perlindungan yang lebih baik dalam kemasan vial dosis tunggal yang memudahkan distribusi dan penggunaan di lapangan.
Selain itu, Pusvetma juga meluncurkan Kit Elisa Rabies, alat diagnostik baru yang dapat mendeteksi rabies dengan lebih akurat. Kit ini merupakan hasil kerja sama dengan Balai Veteriner Bukittinggi dan diharapkan dapat mendukung pengendalian rabies di Indonesia.
Drh. Edy Budi Susila, Kepala Pusvetma, menyampaikan kepada awak media AnalisaPost melalui whatsapp saat di konfirmasi terkait bantuan vaksin yang diberikan.
"Untuk kegiatan WRD tahun ini Pusvetma memberikan bantuan vaksin rabies sejumlah 300 dosis ke beberapa dinas dan balai veteriner," ujarnya, Jumat (4/10/24)
"Keunggulan Vaksin Neorab G7 adalah Vaksin berbasis tehnologi kultur sel (cell culture based) dengan strain virus pasteur terbukti stabil dan diformulasi dengan aturan tertentu yang dapat menimbulkan kekebalan antibodi lebih dari satu tahun dan dikemas dalam vial 1 cc/dosis (single dose) untuk memudahkan aplikasi vaksinasi hewan kesayangan secara individual," jelasnya.
Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya kolaborasi berbagai pihak, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian LHK, BNPB, dan lembaga internasional seperti FAO dan USAID dalam pendekatan "One Health" untuk pengendalian rabies.
Acara ini juga menyelenggarakan talkshow yang membahas tantangan pengendalian rabies di Jawa Barat, di mana kasus rabies masih sering terjadi karena tingginya mobilitas hewan penular rabies yang tidak terkontrol.
Peringatan WRD 2024 menjadi ajang penting untuk memperkuat kolaborasi berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi profesi, dan masyarakat, untuk bersama-sama mengatasi rabies dan mewujudkan Indonesia bebas rabies pada 2030.(Dna)
Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com
Editor: Dewi
コメント