Komisi D Mencoba Menengahi Polemik SD Al Mustajabah

SURABAYA - analisapost.com | Wakaf merupakan salah satu tuntutan ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wakaf adalah ibadah. Tetapi jika wakaf diabaikan, tentu akan menimbulkan banyak permasalahan.

Dengar pendapat di ruang Komisi D DPRD Kota Surabaya Ketua Komisi D Hj. Khusnul Khotima (Foto: Div)

Seperti yang terjadi hari ini Selasa (19/07/22) antara SD Al Mustajabah dan Yayasan Masjid Al Mustajabah terkait izin tanah wakaf yang digunakan untuk publik. Wakaf yang sudah dijadikan sekolah menjadi polemik memicu perseteruan. Entah karena proses peroleh lahan belum selesai atau pihak waris yang mempunyai kepentingan lain. Semua itu patut dipertanyakan.

Dari masing-masih bendera, kedua belah pihak mempunyai pandangan berbeda terkait persoalannya.

Berkaca dari itu semua digelar dengar pendapat di ruang Komisi D DPRD Kota Surabaya dengan pihak pihak terkait. Mulai dari Perwakilan SD Al Mustajabah, Dinas Pendidikan hingga Yayasan Mesjid Al Mustajabah.

Nampak hadir Ketua Komisi D Hj. Khusnul Khotima berikut beberapa anggotanya antara lain: Dyah Katarina, Norma Yunita, Badru Tamam dan lain-lain.

Terkait izin sekolah, dari pihak panitia Mesjid Al Mustajabah masih menginginkan yayasan tetap berdiri sekolah SD. Sedangkan diketahui bahwa tanah yayasan sebenarnya adalah aset pemkot yang diwakafkan dan menjadi perebutan, dimana tahun 1997 belum dibentuk yayasan.

Seiring berjalannya waktu muncul pihak yang mengaku hak atas tanah itu yang berasal dari nenek moyang. Akibat permasalah ini sekolah SD Al Mustajabah belum menerima murid baru selain itu izin sudah berakhir sejak 2017 lalu.

Pantauan awak media Analisa Post perdebatan didalam sempat memanas karena pihak yayasan menagih janji dewan.

Hasil dari pertemuan ini permasalahan sekolah akan diserahkan ke Pemkot untuk penyelesaiannya. Khusus siswa kelas 2 sampai 6 diserahkan ke Dispendik agar melakukan intervensi.(Che)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari analisapost.com