top of page

Orasis Art Space Hadirkan Pameran Lim Keng, Jejak Seni dan Memori Kota Surabaya

SURABAYA - analisapost.com | Orasis Art Space kembali menghadirkan pameran bertajuk Segue #2: Lim Keng- Breath of Lines yang resmi dibuka pada Jumat (22/8/2025). Pameran ini menyoroti perjalanan berkesenian Lim Keng, salah satu tokoh penting dalam perkembangan seni rupa di Surabaya.

Pameran karya Lim Keng tentang potret keseharian warga Kota Surabaya
Pameran karya Lim Keng tentang potret keseharian warga Kota Surabaya (Foto: Div)

Melalui pameran ini, publik diajak menelusuri karya-karya Lim Keng yang konsisten mengeksplorasi garis sebagai medium ekspresi. Karya tersebut tidak hanya merekam dinamika sosial budaya Kota Surabaya, tetapi juga potret keseharian warganya mulai dari riuh Alun-Alun Contong yang kini tinggal kenangan, hingga suasana pasar sapi Wiyung yang kian jarang ditemui.


Pameran Segue #2: Lim Keng- Breath of Lines, berlangsung di Orasis Art Space, mulai 22 Agustus hingga 14 September 2025 dan terbuka untuk umum dengan reservasi melalui situs orasis.art atau akun Instagram @orasisartspace sesuai ketentuan yang berlaku di ruang pamer.


Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI, Ahmad Mahendra, M.Tr.AP, melalui sambutan yang dibacakan oleh Muchamad Ichwan dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI, menyampaikan apresiasinya. Menurut Ahmad, karya Lim Keng bukan sekadar arsip visual, melainkan rekam jejak perjalanan kota Surabaya dari waktu ke waktu.


Media Relations Orasis, Zahwa E. Bella, menjelaskan bahwa Segue merupakan program tahunan Orasis yang berkomitmen merawat sekaligus menghormati kontribusi seniman di Surabaya dan sekitarnya.

Iwan Walimban, putra mendiang Lim Keng
Iwan Walimban, putra mendiang Lim Keng (Foto: Div)

"Di tahun ketiga ini, kami ingin memperkenalkan kembali sosok Lim Keng melalui pameran perjalanan lima dekade sketsa beliau. Sketsa-sketsa ini adalah arsip pendirian urban yang merekam perubahan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan kota Surabaya. Melalui karya Lim Keng, kita bisa mengetahui lanskap yang pernah hidup di kota ini,” ujar Zahwa.


Senada dengan itu, Direktur Artistik Orasis, Danny Hartanto, yang sekaligus menjadi pemandu tur karya menambahkan, bahwa Segue adalah cara Orasis merawat romantisme terhadap Surabaya.


"Pameran ini adalah bentuk penghargaan bagi para seniman yang berkontribusi membangun kesenian di kota seperti Surabaya. Tahun depan, kami merencanakan penerbitan buku untuk mengarsipkan tiga sosok seniman dari tiga tahun perjalanan Segue,” ungkapnya.


Putra mendiang Lim Keng, Iwan Walimban, turut hadir dalam pembukaan pameran. Ia mengungkapkan rasa syukurnya setelah karya sang ayah yang tersimpan selama 16 tahun akhirnya dapat dipamerkan.


"Garis-garis sederhana hingga kompleks itu menyimpan kisah perjuangan ayah dalam dunia seni, termasuk keterbatasannya di masa lalu. Pameran ini bukan sekadar retrospektif, melainkan upaya merangkai memori kolektif yang membentuk ekosistem seni di Surabaya. Semoga menjadi inspirasi bagi generasi urban sketsa,” tutur Iwan kepada awak media AnalisaPost, Jumat (22/8/2025).

Pembukaan pameran Lim Keng di Orasis Art Space
Pembukaan pameran Lim Keng di Orasis Art Space (Foto: Div)

Sementara Kurator pameran Suwarno Wisetrotomo menyebut, Breath of Lines merupakan bentuk penghormatan terhadap dedikasi Lim Keng yang memberi warna penting dalam sejarah seni rupa modern di Surabaya.


“Melalui karya-karya yang dipamerkan, publik diharapkan tidak hanya mengenang sosok sang seniman, tetapi juga memahami nilai estetik dan refleksi kehidupan yang ia tuangkan dalam garis-garisnya,” katanya.


Selain pameran utama, pengunjung dapat mengikuti berbagai program interaktif, seperti Art Station: Strange Lines, tur anak, hingga pop-up cafe bertema keseharian Lim Keng yang digarap Tambula Rasa. (Dna)


Dapatkan update berita pilihan serta informasi menarik lainnya setiap hari di analisapost.com

Komentar


bottom of page
analisa post 17.50 (0 menit yang lalu) kepada saya